Sunday 30 November 2008

minggu yang tenang....

Setelah satu minggu ini full kegiatan,hari minggu saya mencuci,membersihkan akuarium besar tempat tinggal ikan-ikan ku.ternyata lumayan juga yah....dihitung ada 22 ekor.
plus 2 cupang,dan 1 kura-kura.Jadi pagi-pagi menguras 2 akuarium besar, 3 akuarium kecil.

lumayan ribet,sesuai SOP.
mengganti tumbuhan agar si ikan senang.
Tapi gak berani tukar-tukar ikan,karena takut mereka udah pada punya pasangan .

Rasanya bahagia aja,saat memasukkan kembali ikan-ikan ke dalam akuarium yg sudah bersih.

Sekrang mereka sedang menikmati rumahnya yang rapih,bersih dan dengan interior baru....hmmmm.
Hv a nice day...my little friends.....!!!!

Saturday 29 November 2008

For my daughter...................

Anggia
Saat Anggit berusia 3 tahun, lahir putri ke dua yang kami beri nama Anggia Karina. Anggia berarti cantik, Karina diambil dari arti taman bunga. Kami berharap Anggia menjadi seorang yang cantik segalanya termasuk hatinya,perilakunya,membawa keceriaan seperti warna-warni taman bunga. Saat lahir Anggia tidak langsung menangis, saat itu saya sangat khawatir. Alhamdulillah Anggia baik-baik saja, bahkan tumbuh dengan sehat. Sejak bayi Anggia jarang sakit, bila sakit pun tidak rewel. Kebiasaan “jelek” nya Anggia kalau mau tidur suka mengemut ibu jarinya (gemol kalau kata orang sunda). Anggia sering dijaga Anggit bila saya sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tingkah lakunya pun menggemaskan, pernah suatu ketika dia masuk ke rumah dengan menggendong kucing jalanan alias kucing garong yang besar. Sang kucing pun tampak baik-baik saja, tidak menggigit.
Sejak TK Anggia sangat mandiri. Dia mempersiapkan keperluan sekolah sendiri, menyelesaikan pekerjaan rumah. Anaknya selalu riang,temannya banyak dan. Rasanya jarang melihat Anggia sedih, hanya kalau “hatinya tidak enak” dia jadi mudah tersinggung (he…3x ketahuan). Dia tumbuh menjadi anak yang sangat aktif, mungkin kalau tidak ditahan semua kegiatan ingin dia ikuti, band, basket, pencak silat, dokter kecil, OSIS, les inggris, les gitar,b imbingan belajar,dll.
Anggia juga sama dengan Anggit tidak pernah menyulitkan kami sebagai orang tua, prestasinya baik, juga tidak pernah menuntut sesuatu yang aneh-aneh. Dia “keukeuh” ingin ke sekolah naik kendaraan umum (angkot) padahal baru kelas 4 SD, setelah kelas 5 SD baru kami ijinkan dengan berbagai syarat.
Saat saya dalam pengobatan kanker, Anggia kelas 6 SD. Dia tidak menunjukkan kekhawatiran di depan saya, tapi saya tahu dia berusaha menyenangkan saya. Mungkin dia mempunyai cara untuk mengungkapkan perasaannya dengan menyanyi atau menulis. Tulisannya bagus,salah satu karangannya yang mendapat pujian dari gurunya adalh “my hero….”,dia menceritakan bahw “my hero” nya adalah saya.(so sweet…..)
Jiwa sosialnya sangat tinggi, kalau ada teman yang sakit biasanya dia paling sibuk,atau guru yang sedang perlu dibantu. Dia pandai berkomunikasi baik dengan para tukang becak yang setia menunggu di kompleks, sampai teman-temannya dari berbagai kalangan.
Saat ini dia duduk di kelas 3 SMA, saya melihat dia sungguh-sungguh mengejar cita-citanya.Dia ingin menjadi seorang dokter. Semoga Anggia diberi kemudahan dalam menggapai cita-citanya.
Anggia Karina, maafkan mamah kalau sering ditinggalkan karena bertugas. Tetapi percaya kasih sayang mamah seluas samudra, bagaikan langit tak bertepi. Mamah doakan semoga menjadi anak yang baik, cantik, bermanfaat bagi sesame. Mamah doakan Anggia selalu diberi kesehatan, keselamatan,kemudahan dalam ikhtiar dan selalu dikelilingi orang yang penuh kasih sayang.
Mamah hanya meminta Anggia menjadi anak yang sholehah, yang dapa t menyelamatkan mamah dan papap kelak. I love you my girl, with all my heart……….!!

Thursday 27 November 2008

for my son..............

Anggit Raksajati

Anggit anak pertama kami. Nama lengkapnya Anggit Raksajati. Anggit berarti kreatif, Raksajati adalah Pelindung Sejati. Tentu sebuah doa agar kelak putra kami menjadi seorang yang kreatif dan dapat melindungi dirinya, keluarganya dan lingkungan yang lebih besar.
Sejak kehamilan (saat itu masih kuliah,praktek sebagai dokter di lapangan), sangat baik tidak menyusahkan. Anggit juga yang menemani saya saat saya dan suami pindah membina rumah tangga di Bekasi. Saat lahir Anggit memang mengalami ikterik (seluruh tubuhnya berwarna kuning karena organ hati belum berfungsi sempurna). Saya meninggalkan RS tanpa Anggit. Rasanya tidak bisa dibayangkan, sedih dan khawatir, tentunya seorang ibu ingin mendekap anaknya, melihat apakah baik-baik saja. Setelah 2 hari saya memaksa untuk dibawa ke rumah dengan berjanji akan kontrol bila ada perubahan yang mengkhawatirkan. Saya juga sangat memahami pihak RS dan dokter anak yang tidak mengijinkan saya membawa Anggit. Tentu alasannya karena kesehatan.
Semasa balita Anggit tumbuh menjadi anak yang manis, baik hati, tidak pernah berkelahi, cenderung mengalah dan ingin berbagi. Biasanya anak-anak lain main di rumah saya, sehingga saya bisa melihat bagaimana dia ingin selalu berbagi. Bila saya akan bertugas, dia tampak sedih tapi tidak pernah merengek. Rasanya setiap hari seperti harus memilih menolong masyarakat atau menemani anak. Tapi karena sikap Anggit yang baik dan tidak rewel membuat saya mantap untuk berkarya dan meninggalkan bertugas setiap hari.
Sepulang kerja, biasanya tidak saya berikan kepada yang mengasuh, seakan sebagai kompensasi karena telah meninggalkannya seharian. Demikian juga bila hari libur. Hal yang menjadi ”masalah ” Anggit saat kecil adalah, dia malas makan .Sehingga harus dibujuk saat bermain, juga bila tidur harus ”ngempeng”...(sebetulnya ini salah mamah, sehingga Anggit nyaman dengan empeng).
Masa playgroup,TK,SD dilalui Anggit tanpa ada cerita yang membuat saya terkejut karena kenakalan, hasil di sekolah selalu baik temannya banyak, dan tidak pernah meminta dibelikan sesuatu yang diluar kemampuan kami.
Saat SMP dan SMA Anggit sudah memasuki babak baru, dia tampak lebih dewsa bahkan cenderung tidak mau menyulitkan kami sebagai orang tua. Anggit luar bisa ,setiap hari bangun pk 5, kemudian jalan kaki menuju tempat angkot dan berangkat ke sekolah dengan angkot. Terkdang pulang sekolah dia berjalan kaki. Sebagai seorang ibu saya sangat bahagia, haru dan tak pernah putus mendoakan yang terbaik bagi Anggit. Semoga Anggit selalu menjadi anak yang tidak menyulitkan orang lain, senang membantu dan tidak ”aneh-aneh”
Diterima di salah satu SMA pilihan di kota Bandung membuat pergaulan dia pun berbeda, teman-temannya sangat beragam. Dia pun senang berorganisasi, berangkat ke sekolah dengan sepeda motor. Semangat belajarnya luar biasa.
Sesuai harapan Anggit dapat diterima di ITB, saat itu saya sedang bertugas ke Malaysia. Rasa haru ,bahagia saya wujudkan dengan sujud syukur. Teriring selalu doa :’ Ya Allah lindungilah anak-anak kami, beri kesehatan, keselamatan kemudahan dalam ikhtar menccapai cita-cita,cukupkan rizkinya dan jangan pernah tinggalkan mereka dalam genggaman lindungan Mu.
Anggit Raksajati, mamah tidak dapat memberikan lebih dari apa yang telah Anggit peroleh . Mamah selalu berdoa untuk kebaikan Anggit, pasangan hidup dan keturuannya. Mamah hanya ingin Anggit tetap menjadi anak yang baik, shaleh, berguna bagi sesama selamat di dunia dan akhirat. Mamah hanya ingin Anggit dapat menjadi anak yang dapat menyelamatkan mamah dan papap kelak di akhirat.........
Maafkan mamah bila tidak dapat menjadi ibu yang sempurna, I love you so much more than you can feel. Take care………!!!!

Bekerja …bermain….gembira……!!!

Saya bekereja di lingkungan pemerintahan, bukan hal yang harus ditutup-tutupi “rumor” tentang PNS. PNS yang malas, tidak memiliki kemampuan, senang menuntut, tidak kreativ, korup ,dll. ”Branded” telah menempel di dahi kami sebagai Pegawai Negara khususnya di bidang kesehatan.
Bukan hal yang mudah menjaga kesehatan masyarakat, banyak kekurangan memang tetapi apakah tidak melihat berbagai kemajuan yang dirasakan. Bila pada tahun 60-an seluruh anak harus diberi imunisasi cacar, mengapa sekarang tidak ? Tidak lain karena Indonesia sudah dinyatakan bebas cacar (jenis cacar tertentu yang meninggalkan bekas di kulit). Kalau dahulu seorang ibu melahirkan mencari pertolongan paraji dan bidan, rasanya sekarang banyak fasilitas terjangkau dengan pertolongan tenaga kesehatan . Kalau dahulu banyak yang sakit difteri (radang di saluran nafas dimana kuman membuat selaput sehingga orang bisa meninggal karena tidak dapat bernafas) Kalau dahulu angka kejadian polio penyakit yang menimbulkan kecacatan kepada anak-anak cukup tinggi bahkan kematian, sekarang bisa ditekan. Kalau dahulu orang yang diidagnosa TBC sulit didiagnosa dan diobati sekarang orang cukup ke Puskesmas.
Terkadang air mata saya menitik haru, bahagia juga sedih. Membayangkan seluruh jajaran kesehatan (dokter, bidan,perawat, petugas gizi ,petugas kesehatan lingkungan) yang berjalan dari rumah ke rumah, mendatangi sekolah, posyandu untuk memberikan kemampuan agar mreka berdaya dalam menjaga kesehatan, terkdang memberi perawatan di rumah. Apakah masih ada orang-orang seperti itu. Jawabannya masih ada.
Demikian juga staf administrasi di kantor yang mencurahkan waktu dan tenaga untuk menyusun berbagai program, mengelola keuangan ,tak henti-henti dilakukan pemeriksaan oleh berbagai pihak. Cucuran keringat, air mata, kelelahan fisik dan mental ,pengorbanan keluarga karena waktunya tersita.
Saya berada li lingkungan itu,saya melihat anak-anak yang dengan segala ketulusan memberikan kemampuan terbaiknya, saya juga melihat oknum yang hanya membuang waktu percuma di tempat kerja. Sistem yang tidak membuat nyaman bekerja, ancaman dari dalam dan luar.
Berulang kali ingin ”terbang” jauh melayang ..... meninggalkan segala permasalahan di depan mata. Kembali tersungkur di atas sajadah, memohon kepada Allah :” Ya Allah...bila perkerjaan ini tidak memberi manfaat bagi saya, keluarga dan sesama jauhkan saya dari pekerjaan ini,Akan tetapi bila ini akan memberi manfaat, jagalah saya, lindungi saya,selamatkan lah kami di dunia dan akhirat....”. Tangisan tertahan, tetesan air mata terkadang tangisan lirih...memohon kepada Allah.
Setiap saat memohon doa kepada suami, anak-anak dan keluarga. Disetiap kesempatan selalu itu yang saya pintakan....”doakan saya sehat ,doakan ibu selamat dunia akhirat.......”
Untuk anak-anak ,tim kerja, siapapun.....mari berkarya untuk sesama, berikan kemampuan terbaik dari yang kita miliki, tetap teguh pada pendirian, berdoa untuk keselamatan.
Saya tetap Ahyani yang senang berjalan-jalan, menikmati pemandangan, mendengarkan musik, bersahabat, berteman.....dan........... saya tetap Ahyani yang ingin mengisi hidUp dengan penuh MANFAAT, kebahagiaan dan menggetarkan kebahagiaan kepada orang lain.....
Saya tetap Ahyani yang senang bekerja.....bermain....gembira......!!!

Tuesday 25 November 2008

membina tak ada hentinya........

Sebagai seorang karyawan yang memiliki staf dari berbagai level pendidikan membuat saya setiap hari bertemu dengan berbagai kondisi dan situasi yang beraneka ragam.

Terkadang seorang yang berpendidikan tinggi, berpenampilan meyakinkan, bicara setinggi langit, sopan santun yang tampak membuat orang terkagum kagum....ternyata bila diberi tugas dan kondisi yang menuntut dia siap siaga dan tampil di depan...tiba -tiba lari entah kemana.

Disaat kemenangan sudah di depan mata, muncul lah dia sebagai hero...bak pahlawan tak ada tandingan.

Pengalaman ini sering sekali saya alami.
Disaat itu hanya orang terpilih,yang bekerja sepenuh hati dengan keikhlasan yang akan muncul menyelesaikan masalah. Tak ada tepuk tangan atau pujian...tetapi kebahagiaan dapat membantu orang lain yang dirasakan.Juga teriring doa selalu agar setiap langkah yang kita lakukan selalu membawa kebaikan bagi sesama.

Pilihan ditangan kita, apakah ingin menjadi seseorang yang diberi tepuk tangan gegap gempita dengan menyusahkan orang lain atau menjadi "orang terpilih " yang bekrja, membantu sesama setulus hati.....

Tersenyum lah...orang -orang terpilih, bahagialah dengan pilihan hidup mu....

Tuesday 18 November 2008

BERJALAN…..MENUJU AWAL KEHIDUPAN SESUNGGUHNYA

Semakin bertambah usia ,semakin banyak pengalaman yang saya alami.
Sedih, gembira, yakin, cemas, takut, dll

Bila diingat rasanya semakin dekat saja saya menghampiri “awal kehidupan yang sesungguhnya”.
Alhamdulillah saya selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah kepada saya. Usia, kesehatan, keluarga, kesempatan untuk memberi kepada sesama.

Usia mendekati 50 tahun, apa yang sudah saya perbuat, apa yang akan saya bawa sebagai bekal untuk “kehidupan yang sesungguhnya “ nanti ?

Tidak ada penyesalan atas apa yang telah saya jalani. Hanya ingin selalu memperbaiki. Setiap saat, setiap detik dari kehidupan di dunia saya jalani dengan penuh rasa syukur….. Setiap detik begitu berharga, bermakna.

Saya manusia biasa, terkadang cobaan menerpa, perbedaan pendapat terjadi, fitnah, atau apapun bentuknya…..Insya Allah saya ikhlas menerimanya.
Demikian pula diberi kondisi sakit, saya menerima sebagai bentuk kasih sayang Allah…..
Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang…jangan pernah meninggalkan barang sekejap. Berilah kami selalu rasa syukur atas karunia Mu, berilah kami waktu untuk memperbaiki…..Berilah kami kesempatan untuk menyiapkan “kehidupan yang sesungguhnya”. Selamatkan lah kami di dunia dan akhirat………..

Monday 10 November 2008

This is my life.....this is my value.....

Aku bernama Ahyani Raksanagara.
Orang tuaku mendidik dengan penuh kasih sayang.Tidak ada cacian atau bentakan.Bila berbuat kebaikan aku mendapat pujian (senyum manis, tepukan bahu...atau hanya diucapkan "hebat"). Bila aku berbuat sesuatu yang tidak baik (misalnya kurang sopan, atau menunda pekerjaan,atau menolak perintah ibu...) pasti sudah diingatkan.Tidak dibiarkan,walaupun aku paling kecil (harusnya mah dimanja yah...he...x)

Karena dibesarkan dalam lingkungan seperti itu saya tumbuh menjadi anak yang senang berteman. Mungkin nilai -nilai itu yang ingin diturunkan apa dan ema(demikian saya menyebut Adur Raksanagara dan Andeng Wirakusumah kedua orang tuaku)

Di rumah saya disebut ayi, karena paling kecil
Ayi kecil tetap ada dalam diri saya.
Seorang anak, adik yang senang berada dalam lingkungan keluarga. Bercanda, bergembira, ingin menyenangkan kakak-kakak yang membesarkan saya.
Terkadang saya lupa bahwa kakak-kakak saya sudah punya anak dan cucu sehingga memiliki nilai keluarga sendiri.....
Saya merasa seperti ayi kecil yang tetap "terlibat" secara emosi dengan kakak-kakak....

Kasih sayang yang dianggap membawa bencana

Di luar itu saya Ahyani Raksanagara ,seorang ibu dari 2 anak yang menjadi pelita hidup saya, sumber energi untuk terus bertahan dan berkarya.
Saya juga istri dari Ronald Agusta, my best friend di setiap keadaan.
Ronald adalah teman,sahabat, tempat saya mencurahkan segala keluh kesah,kegembiraan dan kesedihan....

Saya juga seorang pekerja.
Sikap saya sebagai Ahyani Raksanagara yang selalu harus menjalankan berbagai aturan, membimbing staf, membina dan menghukum bila bersalah,menegakkan etika dan norma terbawa juga ke rumah.

Ahyani Raksanagara dan ayi bukan dua orang atau bukan seorang dengan kepribadian ganda.
Tapi menjadi utuh seorang wanita yang bersyukur atas segala anugrah yang diberikan Allah kepada saya. Juga waktu yang diberikan.

Tapi dalam kehidupan,terkadang saat orang berharap saya menjadi "ayi "saja yang duduk manis di pojok rumah karena paling kecil...saya bersikap sebagai Ahyani Raksanagara seorang wanita dewasa yang tegas.

Itu lah hidup.....
Andai saja isi hati saya seperti CPU yang menyimpan data dan dapat di baca kemudian di print out. Saya tidak perlu mengeluarkan energi untuk menjelaskan berbagai hal.

Andai saja...folder "memory" saya keluarkan dan di print out..... alangkah dahsyatnya kata-kata dan pengalaman hidup saya

Untuk ema dan apa
Untuk semua kakak-kakak ku (tentunya termasuk suami/istrinya) terima kasih atas segala kasih sayangnya

Untuk anggit dan anggia....jadilah anak yang santun, menghargai sesama.
Maafin mamah ya...dulu sering ditinggal ,bahkan sampai berbulan-bulan (anggia masih 4 tahun ya...dan anggit 7 tahun...) . But You always be a good girl and boy. I'm so proud of you.
For Ronald, Tx for always support me. I love U with all my heart...honey.

Untuk semua maafkan bila tidak bisa menerima sikap saya atau karena saya dianggap tidak pandai berkomunikasi dengan cara saya.....

Bismillahirrahmanirrahim......
This is my life.....this is my value.....
I take my position

salam

Sunday 2 November 2008

Tidak ada usaha yang sia-sia………..bila dilaksanakan sepenuh hati,hati-hati dan untuk kebaikan.....

Karena berbagai sebab, baru 4 bulan yang lalu kami mengetahui ada amanah organisasi untuk menyelenggarakan MUKERNAS IDI di Kota Bandung.
Suatu moment yang bersejarah dalam perkembangan organisasi profesi dokter. Dalam Musyarawah yang dihadiri perwakilan pengurus organisasi profesi dokter seluruh Indonesia dibicarakan berbagai hal yang terkait dengan profesi dan organisasinya.
Kami adalah para dokter dan juga relawan yang sehari-hari bekerja di berbagai institusi dan berbagai latar belakang keahlian : ada yang duduk sebagai birokrat, manajemen RS, praktisi dokter dengan spesialisasi beragam, dosen,dll.
Dalam 4 bulan terakhir, mencuri-curi waktu mempersiapkan berbagai hal untuk MUKERNAS dari A sampai Z (mencari dana, mengajak para dokter untuk menjadi relawan terlibat dalam kegiatan tersebut,dll), bahkan juga membentuk Paduan Suara untuk menyanyikan Hymne IDI (masa dinyanyikan oleh orang lain…).
Menjadi penyelenggara acara yang dihadiri para dokter, dengan waktu terbatas ,harus membahas berbagai topik yang lumayan “berat” dan “panas”, membuat kami terus ingin memberikan pelayanan terbaik. Tak kenal lelah, tetap semangat….
Tim sekretariat dibawah komando saya (12 orang, 10 diantaranya dokter wanita yang juga ibu rumah tangga dan bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit) terus bekerja tanpa kenal lelah, mengatur waktu agar semua urusan dapat selesai tepat waktu bahkan bila mungkin lebih cepat (kalau sekretariat biasanya bekerja lebih awal dan pulang paling akhir…).
Kami bangun nilai diantara kami (kredo kerja ini juga berhasil dilaksanakan oleh tim litbang Depkes Pusat kalau tidak salah), walaupun tidak tertulis : ”DILARANG MENGELUH, DILARANG MENOLAK TUGAS,BILA ADA MASALAH….SELESAIKAN SENDIRI….” (ha…ha….kejamnya dunia…)
Alhamdulillah seluruh acara berjalan lancar, ada rasa bangga, haru….kami para dokter ,relawan,tulus ikhlas memberikan sumbangsih.
Sesuai dengan Hymne Ikatan Dokter Indonesia….
“sumbangsih ku yang mulia…demi kesehatan….jiwa raga, bakti kami untuk nusa bangsa”
Teriring salam hangat untuk para dokter, para tenaga kesehatan, pemerhati kesehatan yang teguh pada pendirian melaksanakan etik dan cita-cita luhur melayani masyarakat.
Bila demikian adanya….
masihkan kita mempertanyakan ……………..
“ adakah usaha yang sia-sia…..?”

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Blog Design By:

Blog Design By:
CHOCO BERRY CHERRY

About Me

My photo
"When you look at your life, the greatest happiness is family happiness"

My Activities

syamsi
Ibuhamilcom

Followers

MIRACLE of LOVE

MOL2

Please find 'Miracle of Love' by Eko P. Pratomo - Syaamil in the bookstore in the beginning of January 2008. Harga Rp. 43.500,00

This book is dedicated to support Care for Lupus & Care for Low Vision activities at Syamsi Dhuha Foundation (SDF).

You could extend your caring by recommending this book to your friends... .

Light Up the World with the Ray of Our Heart.

Your Caring Saves Lives.

Powered By Blogger

Back to TOP