Showing posts with label survivor. Show all posts
Showing posts with label survivor. Show all posts

Sunday, 28 December 2008

NIAT KUAT, IKHTIAR OPTIMAL, BERDOA DAN………………….IKHLAS!!

Saya seorang dokter, dalam kehidupan sehari-hari sering juga diminta konsultasi tentang kondisi pasien. Bila ada anggota keluarga, kerabat, teman atau siapapun yang sedang berobat terkadang membutuhkan seseorang untuk menjelaskan penyakitnya dan kondisinya. Walaupun saya dokter umum dan berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat, banyak juga yang bertanya atau konsultasi.
Pertanyaan yang selalu sulit dijawab adalah :”bagaimana harapannya untuk hidup?, apakah pengobatan ini akan menyembuhkan? Dll”
Saya sendiri seorang penderita kanker, tahun 2002 sampai 2004 saya menjalani berbagai pengobatan. Sampai saat ini saya pun rajin melakukan kontrol (ada yang 3 bulan sekali, 6 bln sekali, 1 tahun sekali, bahkan harus ke RS 2 hari sekali pun (saat ini sedang perawatan)saya jalani dengan penuh rasa syukur dan sabar sebagai bentuk ikhtiar.
Terkadang ada rasa malas, bosan, lelah, takut untuk melakukan pemeriksaan tertentu…(bone scan, MRI,….wuih…..make me cry…!!),tetapi sebagai bentuk rasa syukur saya diberi kesempatan , anugrah waktu , diberi kondisi kesehatan yang membuat saya saat ini tetap beraktivitas saya kalahkan seluruh rasa itu…..(papap… my best friend…my honey…..suami ku selalu bilang…”Hancurkan…..!!!”….he….3x).
Saya mengikuti anjuran dokter yang merawat saya, melakukan berbagai perubahan dalam pola hidup, akan tetapi ……seperti yang terjadi tahun 2003 saya dinyatakan harus menjalani pengobatan kembali karena ada muncul kembali gejala kanker.
Apakah saat itu saya marah kepada dokter saya, menilai mereka tidak becus menangani saya, menyalahkan seluruh prosedur yang diberikan kepada saya, menyesali atas segala yang telah kami lakukan…..??? Tidak…., saya berterima kasih kepada semua orang yang merawat saya,mendoakan saya, memberi perhatian kepada saya. Ternyata untuk meyakinkan bahwa apa yang terjadi kepada saya harus diterima dengan ikhlas..memerlukan “ilmu”, bertanya, membaca, mencari tahu…….mengolah informasi, berdiskusi kepada ahlinya.Ikhlas juga bukan berarti tidak berbuat, tetapi mencari tahu sesuai ilmu bukan berarti tidak ikhlas….(sulit kalau tidak merasakan sendiri……)
Seorang dokter “mengupayakan kesembuhan” bukan menyembuhkan. Usia, maut…itu urusan Allah……sehingga seandainya ditanya pun, “kira-kira umurnya berapa lama lagi….?” Saya biasanya menjawab,kondisi dari kesehatan seperti apa, kemudian saya selalu katakan “tetap berikhtiar…..dengan sungguh-sungguh”. Bersyukur masih diberi waktu untuk memperbaiki berbagai hal…..Bersabar lah bila apa yang diharapkan tidak sesuai.
Entah lah….terkadang penjelasan saya pun tidak diterima dengan baik oleh pasien,keluarga pasien atau siapa saja yang bertanya….(tetep bertanya berapa lama lagi usia nya….), berbagai penelitian mengeluarkan angka statistik tentang harapan hidup seseorang dalam kondisi kesehatan tertentu (secara umum), biasanya itu kami sampaikan kepada pasien. Tetapi……manusia satu dengan manusia lain berbeda……,Allah Maha Kuasa, Maha Mendengar,Maha Menyembuhkan……………Paket niat, ikhtiar, doa dan ikhlas…..sulit dipisahkan.
Bersyukur untuk semua yang diberi anugrah kesehatan, bersabarlah dengan melakukan berbagai ikhtiar dan doa untuk yang sedang berobat…..Yakinlah segala yang terjadi kepada diri kita merupakan wujud kasih sayang Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Friday, 17 October 2008

MY STORY...... (.PADA MULANYA.....!!!)

TULISAN INI DIBUAT SAAT SAYA MASIH PENGOBATAN....:

Waktu itu hari mulai berangkat malam, saya mulai dapat meluruskan badan setelah seharian bekerja. Apalagi saat itu sedang sibuk mempersiapkan PIN putaran I tahun 2002 pada bulan September.
Saya tiduran sambil menonton televisi . Saya merasa ada yang engga beres dengan ketiak saya, seperti gatal atau perih. Mungkin karena secara rutin saya suka menghilangkan bulu ketiak. Saat saya meraba ketiak, terasa ada benjolan sebesar biji kacang, lebih dari satu. Saya tersentak, kemudian saya mencoba menyusur ke payudara kiri. Di bagian luar atas teraba benjolan lunak, bergerak , berukuran sekitar 2 cm.
“Wah...apa ini?, mungkin lipoma atau fibroadenoma ya...” begitu dalam pikiran saya. Kemudian saya berbicara kepada suami bahwa ada benjolan di payudara. Suami saya terkejut dan berkata : “ayo kita ke RS, jangan ditunda-tunda.....”
Saya segera menelepon sejawat radiologi menanyakan kemungkinan mamografi, kemudian menanyakan kawan baik saya yang aktif di yayasan kanker indonesia.
“ Mungkin fibroadenoma, tapi tetep harus diperiksa......”
Saya putuskan akan memeriksakan setelah PIN putaran I selesai.

Seminggu kemudian suami saya mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan.
Esok harinya, saya ingat hari Kamis. Saya dan suami berangkat ke RSHS untuk melakukan pemeriksaan mamografi. Dokter radiologi mengatakan benar ada masa di payudara kiri, sebaiknya dilakukan USG pada mamae. Saya langsung mengikuti sarannya. Hasil USG menunjukkan gambaran ke arah keganasan.
Saya mulai khawatir, “Sebaiknya konsul ke dokter bedah sekarang juga...!”

Saya dan suami segera menuju bagian Bedah, disana saya menanyakan siapa saja dokter bedah onkologi. Saat itu tidak ada seorang pun dokter bedah onkologi di sekretariat. Semua sedang melaksanakan tugas di ruang bedah dan di tempat lain. Tiba-tiba ada teman semasa kuliah melewati saya, dia kebetulan teman SMP suami. “Sedang mencari siapa?” Saya mengatakan ingin konsul kepada dokter ahli bedah onkologi.
“Mari saya antar ke kepala bagian nya....” begitu katanya, dan saya diantar ke ruang bedah menemui dokter yang dimaksud. Sebut saja Dr. D.
Dia sedang bersiap untuk melaksanakan operasi, sambil menunggu operasi beliau mau meluangkan waktu memeriksa payudara saya dan membaca hasil mamografi dan USG.
“Betul ada tumor di payudara kiri, tapi kita belum tahu pasti apakah jinak atau ganas....”
Kita lakukan operasi saja sambil diperiksakan patologi anatominya.
Saya langsung menyetujui usul dokter D. Menurut sya lebih cepat lebih baik...

Hari selasa saya menjalani operasi. Tanpa diduga saat siuman, hasil PA meragukan, sehingga harus menunggu selama lebih kurang 5 hari.
Masa penantian yang sangat panjang dan dipenuhi kekhawatiran karena dalam keluarga saya ada beberapa keluarga dari pihak ibu yang mengidap kanker.

Saat kontrol jahitan sekaligus mengetahui hasil PA tiba. Luka jahitan bagus, tapi hasil belum keluar.
Saya menelepon Dr ahli PA menanyakan hasilnya, dia mengatakan :”Hasilnya kanker....!”
Saya segera masuk ke tempat praktek dr. D dan memberi kabar tersebut.
Dr. D menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan diambil, Saat itu langsung dijadwalkan untuk opersi kembali mengambil jaringan di sekitar tumor atau BCT dilanjutkan dengan radiasi.
Saya katakan :”saya sih bagaimana dokter , anda jendralnya...saya menurut saja....”
Pulang kerumah, sepanjang perjalanan air mata ini terus mengalir, teringat penyakit yang saya derita ini bukan main-main. Ini sangat serius......!!!
Saya teringat kedua anak saya, anggit dan anggia. Bagaimana kalau saya tidak dapat mendampingi mereka .....Saya terus menangis. Suami saya hanya bisa memeluk dan berkata: “ mari kita berupaya untuk berobat...saya akan menemani kamu.....”

Tibalah hari operasi, saya diantar dan ditunggu oleh suami dan kakak-kakak saya.
Saat siuman saya merasakan nyeri yang hebat di payudara kiri dan ketiak kiri, rasanya tidak dapat bergerak..........., berbagai selang terpasang di tubuh saya.

Operasi berjalan lancar, demikian juga pemulihan luka operasi. Setelah satu minggu di RS saya boleh pulang.....Bahagianya dapat berkumpul dengan keluarga...
Besoknya saya harus ke bagian radiologi untuk mempersiapkan tindakan radiasi.
Dr. S ahli radiologi onkologi sangat membantu.
Saya menjalani serangkaian tindakan simulasi penembakan sinar.
Saya masuk ke ruangan, kemudian dokter melihat dari monitor. Dada saya ditempeli tanda-tanda denga plester dan diberi gambar dengan spidol hitam.
Wah...kesannya seperti korban di Bosnia.....Seram sekali.....:-(
Hari Senin nya saya mulai menjalani radiasi.

Masuklah saya ke babak radiasi, jadwal radiasi setiap hari.
Setiap jumat kontrol ke poliklinik. Jumlah radiasi 25 kali.
Setiap pagi saya pergi ke RS diantar suami sambil mengantar anak sekolah.
Saya masuk ke ruangan yang besar dan dingin sendiri.
Saya berbaring di meja yang pas seukuran badan, kemudian setelah semua siap saya ditinggalkan sendiri. Hanya ada lampu merah kecil menyala, pintu besi ditutup rapat.
Saat penyinaran saya membaca doa dan mencoba relaksasi.
Penyinaran dilakukan 3 kali pergantian posisi.

Waktu keluar ruangan saya belum merasakan apa-apa. Dalam hati :”wah kalau begini sih...enak, tidak ada yang terasa...”
Ternyata setelah penyinaran ke 10 baru terasa, badan lemes, mudah lelah dan nafsu makan berkurang.
Baru saja kami akan mengehela nafas panjang, kami dapat kabar bahwa sebagian kelenjar aksila saya telah terinfiltrasi sel kanker. Artinya saya harus menjalani kemoterapi.....
Saya tidak dapat mundur lagi, “I have to survive....!!!”
Saya harus bertahan dan saya akan bertahan.....
Sungguh suatu perjuangan menggapai kehidupan...

Chemo ke satu saya lalui, kepala rasanya pening seperti naik kora-kora yang tiada henti, kemudain naik gajah beledug kemudian naik kincir dan naik kendaraan di jalan yang berkelok-kelok....
Alhamdulillah tidak sampai muntah-muntah...... hanya mual hebat.
Dirumah, badan rasanya lemas......Saya menjalani kemoterapi hari Sabtu, minggu istirahat.
Senin sudah mulai dengan radiasi......
Pada hari ke 5 mulai sakit menelan, saya pikir itu hal biasa.....
Ternyata bertambah hebat, sampai menelan air liur pun sakit sekali ,seperti menelan silet......
Hari ke7 tetap seperti itu bahkan bertambah berat, sudah 2 hari saya tidak masuk makanan, minuman hanya 1 gelas 1 hari....Akhirnya badan bertambah lemas.......Saat itu bulan puasa, akhirnya setelah berkonsultasi dengan dokter saya masuk RS.
Hari ke 2 di RS saya sudah mulai dapat bercanda, ribut bicara...dan bertanya macam-macam....Dokter D hanya berkata :”Ini baru ayi..., yang kemarin bukan ayi.....” Leukosit saya turun sampai 1020. diputuskan tidak boleh ada yang menengok dan saya diberi suntikan untuk meningkatkan leukosit.
Setelah kondisi umum baik, saya dibolehkan pulang.
Hari itu kalau tidak salah hari jumat.

Saya punya waktu 2 hari untuk persiapan kembali radiasi.
Sungguh sangat berat........................
Tapi saya selalu bernyanyi :”Aku....tegar.....” bukan “hidupku yang sengsa

AKU SLALU BERSAMAMU...............

Saat rambut Ahyani mulai rontok karena terapi, saya bantu mencukur sambil dalam hati berdoa agar Allah membantu menyembuhkan istri yang sangat saya cintai .
Saya sangat menyayanginya, saya selalu berusaha mendukungnya

(Ronald Agusta,breast friend dari Ahyani Raksanagara)


Suamiku, Breast Friend-ku

Ya, suamiku adalah breast friend sejatiku.
Sahabat terbaikku.
Saat vonis dijatuhkan oleh dokter bahwa aku terkena kanker payudara stadium 2B dengan HER2+, itulah awal mimpi buruk yang rasanya tak ingin kuhadapi.
Bersyukur, ada suamiku disampingku, yang memberi kekuatan luar biasa bagiku untuk “berperang” melawan kanker payudara

(Ahyani Raksanagara)

Thursday, 16 October 2008

Bersyukur.....

Saat saya didiagnosa kanker, kemudian baru saja menjalani operasi.
Saya dikunjungi teman saat SMP (dia juga seorang survivor ).
survivor itu sebutan untuk para penderita kanker yang bertahan.

Dia berkata ,"ayi....suatu saat ayi akan mengucap berulang kali Alhamdulillah dan bersyukur atas diberinya penyakit kanker"

Hah...saat itu saya hanya terdiam, dan menatap wajahnya (tentu saja wajah terkejut...)
"gimana bisa, kena kanker malah bersyukur....duh...."

Mendapatkan penyakit kanker ,saya seperti mendapatkan perhatian khusus.
Seperti seseorang yang akan berangkat ke luar negeri....sudah diberi tahu ,akan berangkat...
maka saya diberi waktu untuk mengurus berbagai kelengkapan (pasport, visa, tiket, akomodasi),menyiapkan bekal untuk di tempat baru dan yang ditinggalkan....

Alhamdulillah saya memang seperti terus dibimbing....
diingatkan untuk mempersiapkan "keberangkatan".

kemudian setiap bangun pagi...rasa syukur luar biasa masih diberi anugrah waktu....
Setiap bernafas....Alhamdulillah diberi anugrah....kehidupan yang diberikan....
melihat anak-anak tidur....Alhamdulillah 1 hari berlalu menemani mereka....

Maka...benar lah....saya mengucap tak henti-henti Alhamdulillah....
Saya selalu bersyukur....atas anugrah yang diberikan...

Waktu adalah anugrah, semoga saya dapat mengisi dengan penuh manfaat.....

Monday, 13 October 2008

breast friend ku

Tahun 2002 saat saya didiagnosa cancer oleh dokter yang merawatku....
Hmmmm.......gak bisa terbayangkan, rasanya dada mau meledak,tapi mulut terkunci rapat.
Mau bicara...suara tidak keluar....wajah dokter Drajat (dr sabar, pintar, baik hati...)menjadi tidak jelas lagi...tertutup air mata
Suami saya Ronald Agusta juga terdiam, pucat.
Saat itu di ruangan periksa hanya kami bertiga.

Sejenak saya menghela nafas panjang....lalu dengan pelan saya berkata :" Jadi selanjutnya,apa yang harus kami lakukan"

Maka mengalirlah penjelasan, langkah-langkah pengobatan yang harus saya jalani.
Saya mencatat semua perkataan dokter, kemudian pulang untuk mengatur rencana dengan keluarga.

Perjalanan pulang dari tempat praktek terasa sangat lama karena kami hanya terdiam, sesekali saya menitikkan air mata, mengingat kedua anak saya Anggit Raksajati (3 SMP) dan Anggia Karina (6 SD). Ya Allah ijinkan saya menemani mereka selama mungkin, ijinkan saya mendoakan mereka, membimbing mereka, menemani mereka.

Terkadang suami memegang tangan saya,seperti ingin saling berbagi kekuatan,terkadang saling memandang...terkadang tatapan mata saya melihat ke luar mobil....

Setiba di rumah, saya melihat ke dua anak saya sedang belajar sambil bercanda....
Saya tersenyum dan masuk ke kamar mandi menumpahkan semua kesedihan,kekhawatiran, ketakutan....Kemudian saya mengambil air wudhu dan memohon pertolongan kepada Allah.

Sesaat menjadi lebih tenang....."Ya Allah, saya menerima ketentuan Mu, tapi mudahkan ikhtiar kami, ridhoi lah setiap langkah kami....."

Ronald suami saya memeluk erat,tanpa berkata.
Saya terus menangis dipelukannya, dengan suara tertahan...(khawatir terdengar anak-anak).
Dia terus memeluk,sambil berkata...."Kita akan jalani bersama, Insya Allah kita bisa"
Begitulah suami saya yang tercinta,selalu memberi ketenangan, memberi kekuatan dan selalu ada disaat dibutuhkan.

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Blog Design By:

Blog Design By:
CHOCO BERRY CHERRY

About Me

My photo
"When you look at your life, the greatest happiness is family happiness"

My Activities

syamsi
Ibuhamilcom

Followers

MIRACLE of LOVE

MOL2

Please find 'Miracle of Love' by Eko P. Pratomo - Syaamil in the bookstore in the beginning of January 2008. Harga Rp. 43.500,00

This book is dedicated to support Care for Lupus & Care for Low Vision activities at Syamsi Dhuha Foundation (SDF).

You could extend your caring by recommending this book to your friends... .

Light Up the World with the Ray of Our Heart.

Your Caring Saves Lives.

Powered By Blogger

Back to TOP